KENDARI – Himawan Randi, mahasiswa Fakultas Perikanan Haluoleo dikabarkan tewas dengan lubang di dada kanannya. Kuat dugaan Randi tewas diterjang peluru.
Danrem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto membenarkan terkait meninggalnya Randi. Menurutnya, Randi meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Yustinus mengatakan terdapat luka di bagian dada sebelah kanan.
Namun dia tak bisa memastikan penyebab luka tersebut. “Saya lihat langsung ke sana ada luka di bagian dada sebelah kanan,” kata Yustinus kepada CNN Indonesia.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Tenggara, Marsono menceritakan detik-detik ketika Randi, mahasiswa Haluoleo, terkapar diduga diterjang peluru, dalam aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9).
Marsono, yang memimpin rombongan IMM bersama puluhan elemen kampus lainnya mengaku mulanya situasi demonstrasi berjalan kondusif. Secara bergiliran masing-masing perwakilan kampus menyampaikan orasinya.”Mendadak dalam situasi yang tenang itu, polisi mendadak menjadi brutal, berkali-kali gas air mata ditembakkan,” kata Marsono melalui sambungan telepon, Kamis (26/9).
Tak lama rentetan bunyi tembakan itu, kata Marsono, barisan yang ia pimpin berkerumun, dan menghampiri Randi yang tiba-tiba terkapar. Mulanya, kata dia, kawan-kawan di sekitarnya mengira Randi hanya lemas karena kehabisan oksigen.
“Baru kemudian kita semua tahu ada lubang di dada Randi ketika sudah sampai di Korem,” kata dia. Dalam pengakuannya, lubang di dada sebelah kanan Randi sedalam empat sentimeter. Saat ini Marsono berada di RS menunggu jenazah Randi. Pihak keluarga, kata dia, sudah bersepakat untuk tidak melakukan autopsi jika melibatkan RS Bhayangkara.”Kami memandang mereka (RS Bhayangkara) satu barisan dengan polisi, ada independensi yang tidak steril di sana,” ungkap Marsono.
Sementara itu Polda Sulawesi Tenggara menyatakan akan melakukan penyelidikan atas meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) bernama Randi (21) di tengah-tengah demonstrasi depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kendari, Kamis (26/9).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhardt membenarkan Randi meninggal. Namun pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab Randi tewas.
“Benar ada yang meninggal, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut,” ujarnya saat dikonfirmasi. Golden mengatakan saat ini jenazah Randi berada di RS Abu Nawas, Kendari. Jazadnya pun akan segera diautopsi.”Direncanakan akan dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebabnya,” tuturnya. (CNN/Tirto/BC-AM)