Universitas Kristen Tentena (Unkrit) pada tahun 2019 berhasil memperoleh dana hibah Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Tim pengabdi masyarakat (abdimas) yang memperoleh dana hibah diketuai oleh Marianne R. Mamondol, S.P.,M.Si., dosen Fakultas Pertanian Unkrit, dalam skema Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS). Program tersebut membangun kemitraan dengan petani di Desa Buyumpondoli Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso guna menerapkan teknik pemupukan organik pada tanaman jagung pulut. Pupuk organik yang digunakan ialah berupa abu sabut kelapa sebagai alternatif bagi pupuk KCl anorganik.
PKMS yang dilaksanakan pada tahun 2019 ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dosen kepada petani dalam bentuk paket teknologi yang sederhana dan praktis untuk mengembangkan produksi pertanian lokal. Pemanfaatan pupuk organik sebagai input dalam usahatani adalah upaya mewujudkan visi Fakultas Pertanian Unkrit untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah Kabupaten Poso.
Jagung pulut merupakan bahan pangan lokal yang sangat digemari oleh masyarakat dan komoditas yang menjadi sumber pendapatan bagi petani. Kendala produksi ialah seringnya terjadi kelangkaan pupuk di pasaran, terutama pupuk KCl sebagai penyedia unsur hara kalium yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas jagung pulut. Sabut kelapa sebagai salah satu limbah pertanian yang tersedia melimpah di Kabupaten Poso dapat diolah menjadi pupuk organik karena memiliki kandungan kalium sebesar 10,25 %. Kalium dapat meningkatkan produksi dan kadar amilopektin di dalam biji jagung pulut sehingga citarasa jagung pulut akan lebih gurih, lembut, dan pulen. Pemanfaatan pupuk organik abu sabut kelapa bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas jagung pulut sehingga memberikan peningkatan keuntungan ekonomi bagi usahatani jagung pulut yang dilaksanakan oleh petani.
Agar pemanfaatan pupuk organik abu sabut kelapa dapat digunakan secara berkelanjutan oleh petani mitra maka kegiatan PKMS ini harus memberikan hasil yang signifikan dan target peningkatan keuntungan usahatani jagung pulut sebagaimana yang ditetapkan bersama dengan mitra dapat tercapai. Untuk itu dalam program kemitraan ini dilaksanakan pemberdayaan bagi mitra dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi pelatihan dan pendampingan selama proses pengolahan sabut kelapa menjadi pupuk organik dan pengaplikasiannya pada tanaman jagung pulut. Seluruh tahapan kegiatan direncanakan berlangsung selama 6 bulan, yaitu Juni hingga November 2019 sesuai jangka waktu pelaksanaan kegiatan PKMS.
Penulis :
Marianne Reynelda Mamondol, S.P., M.Si.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Kristen Tentena