Ratusan Warga Mandi Safar di Sungai Bone Gorontalo

Azis
Bagikan:

SUWAWA– Tradisi mandi safar pada beberapa daerah di Indonesia, memiliki cara yang berbeda. Ada yang menggunakan 1000 lembar daun dengan bertuliskan ayat. Ada pula dengan menggunakan janur kuning yang diisi sejumlah daun dari buah asam.

“Tradisi ini juga masih dipertahankan karena merupakan perekat antar masyarakat muslim yang ada di Gorontalo,” ungkap Imam Hindar. Disela-sela tradisi ritual mandi di bulan Safar tahun 1441 hijriah yang berlangsung di Desa Pangi, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, sebagai ritual tolak bala dan penyakit, Rabu (23/10).

Menurutnya ritual itu setiap tahun dilakukan oleh masyarakat Gorontalo, khususnya di Kecamatan Suwawa, Bone Bolango. Mereka  meyakini, dengan ritual mandi tersebut bisa menghilangkan berbagai macam penyakit yang dialami warga. Juga sebagai doa untuk penolak bala.

“Mandi Safar ini sejak nenek moyang kita dulu sudah dilaksanakan. Dulu itu, orang kampung sering sakit-sakitan,
dan tiba pada hari rabu diakhir bulan Safar, mereka mandi dan itu ada niatnya. Alhamdulillah dengan izin Allah, semua penyakit itu bisa sembuh,” ungkapnya.

Selesai mandi, masyarakat langsung menuju tempat hidangan nasi kuning yang sudah disediakan. Nasi kuning jelas Hindarmemiliki filosofi tersendiri dan juga merupakan makanan adat di Gorontalo.

“Kuning itu kemuliaan dan kebesaran. Seperti tradisi mandi Safar memiliki kemuliaan tersendiri bagi orang yang meyakininya,”tutur Imam Hindar.

Ritual

Imran Antule, salah satu warga setempat mengungkapkan, ritual mandi Safar juga sebagai rasa syukur untuk mengharapkan berkah dari Maha Kuasa. Mandi Safar ungkap Imran, merupakan momen yang di tunggu-tunggu oleh masyarakat. Ritual tersebut hanya dilaksanakan sekali dalam setahun.

Sebanyak 5000 nasi kuning disediakan warga untuk pengunjung yang ikut memeriahkan ritual mandi Safar.
“Masyarakat Gorontalo perlu menjaga kelestarian budaya kita. Karena tradisi ini sudah sejak dulu dilaksanakan di Gorontalo.

Ini juga bisa menjadi edukasi bagi anak-anak kita kedepan, untuk selalu mempertahankan tradisi nenek moyang,” tutup Imran

Sementara itu dari pantauan, ritual itu menyediakan 5000 bungkus nasi kuning untuk pengunjung yang datang. Ritual itu diawali doa bersama di bantaran sungai Bone.

Kemudian ritual itu dilanjutkan dengan mandi massal. Dalam ritual itu, imam dan tokoh adat setempat akan memercikan air menggunakan janur kuning kepada warga maupun pengunjung. Di janur itu ada tulisan ayat-ayat Alquran. (KPR/Btyo/BC-AM)

Tag: , ,
Next Post

Bus Rombongan ASN Bonebol Terbalik, Tabrak 3 Motor dan Rumah

BONEPANTE–23 penumpang dilarikan ke rumah sakit akibat bus   Pemda Bone Bolango (Bonebol) yang mengalamai kecelakaan di daerah  pesisir pantai, Desa Pinomon III Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango Jumat (25/10/19), sekitar pukul 08.30 Wita. Bus dengan nomor polisi DM 7013 E, yang ditumpangi rombongan ASN Pemda Bonebol dengan tujuan Bolmong Selatan […]