PALU – Jalan layang Pantoloan Palu sepanjang 904 meter menjadi yang pertama di Sulawesi Tengah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksnaan Jalan Nasional (BPJN) IV Palu wilayah II.
Proyek jalan melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang anggarannya bersumber dari APBN Tahun 2019 sebesar Rp 85 miliar ini ditargetkan selesai awal 2020.
“Konstruksinya sedang dikerjakan, juga untuk menstimulus pekerjaan yang lain pasca bencana. Saat ini progresnya mencapai 60 persen,” kata Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo, seperti dilansir Republika .
Dijelaskannya jalan layang tersebut dibangun untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas jalan trans sulawesi yang melintas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Palu. Selain itu juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kemacetan yang diakibatkan dari Pelabuhan Pantoloan.
Menurut Wempi, pembangunan jalan layang tersebut juga untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dan konektivitas di Palu.
“Untuk itu perlu tersedianya aksesibilitas dan mobilitas yang memadai dari pusat-pusat perindustrian menuju pelabuhan dan jalur distribusi lainnya sehingga akan memudahkan para pelaku usaha dan meningkatkan kegiatan perekonomian setempat,” jelas Wempi.
Sementara itu dilansir JurnalSulteng, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Satriyo Utomo memastikan proyek tersebut menggunakan teknologi bernama mortar busa atau timbunan ringan. Teknologi tersebut berupa campuran antara semen, air, dan pasir busa yang digunakan untuk menimbun kepala jembatan.
“Teknologi ini sudah diterapkan di beberapa tempat di Jawa, salah satunya di Brebes Exit,” tutur Satriyo.(JS/BC-AM)