PALU– Setahun sejak gempa melanda Sulawesi Tengah (Sulteng). Masih banyak anak-anak yang belum dapat bersekolah dengan layak. Karena sekolahnya rusak akibat gempa.
Sekolah Indonesia Cepat Tanggap merupakan sebuah inisiatif untuk membangun infrastruktur pendidikan. Berupa bangunan sekolah pada berbagai lokasi yang terdampak bencana alam di Indonesia.
Sehingga itu Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Klaster Perancangan Departemen Arsitektur FTUI. Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Indonesia (UI), Iluni FTUI.
Kemudian Iluni Arsitektur FTUI, serta FUSI Foundation bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Telah berhasil menyelesaikan pembangunan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang ketujuh dan kedelapan.
Sekolah-sekolah tersebut adalah PAUD KB Nipotove Sambo yang berlokasi di Desa Sambo, Dolo Selatan, Sigi. Dan TK Biru Mutiara Nagaya di BTN Palu Nagaya, Balaroa, Kota Palu. Yang telah diresmikan kemarin oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.
Karo Humas Pemprov Sulteng Haris Kaming mengungkapkan, dalam peresmian sekolah tersebut. Dihadiri Dekan Fakultas Teknik UI Hendri DS Budiono, Ketua Umum Iluni UI, Andre Rahadian.
Serta Ketua Iluni FTUI Cindar Hari Prabowo, Ketua Iluni Arsitektur FTUI Budi Wasono. Guru Besar Arsitektur FTUI Yandi Andri Yatmo dan Paramita Atmodiwirjo.
Selain itu hadir pula Ketua Jurusan dan Koordinator, Program Studi Arsitektur Universitas Tadulako Fuad Subaidi dan Muhammad Bakri.
Dalam acara tersebut hadir juga Endang Mariani (Ketua ILUNI UI), Koordinator ILUNI UI Peduli), Missi Arsita Lawalata (Ketua Alumni Peduli Center ILUNI UI) dan dr Abdullah (Ketua Harian ILUNI UI Wilayah Sulteng).
Raih Penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2019
Selanjutnya kata karo Humas didampingi Kepala Bagian Protokol Eddy Lesnusa, menambahkan. Pada kesempatan itu Gubernur Longki bersama Ketua Umum Iluni UI juga menyempatkan diri berkunjung ke Desa Ramba.
Salah satu desa binaan Iluni UI yang selain menerima bantuan berupa 84 unit hunian sementara (huntara) dan 60 unit antara. Serta juga program-program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan. Kemudian psikososial, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.
Inisiatif Sekolah Indonesia Cepat Tanggap ini telah digagas sejak pascagempa di Lombok dan Sulawesi Tengah pada tahun 2018 di berbagai wilayah yang terkena gempa.
Hingga saat ini telah dibangun sebanyak delapan sekolah yang meliputi SD, TK, PAUD-KB dan pesantren yang berlokasi di Lombok Barat. Kemudian Sumbawa, Kota Palu dan Sigi, yang dapat menampung sekitar 500 siswa.
Inisiatif ini telah meraih penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2019 pada 23 April 2019, terpilih di antara karya-karya dari Asia Pasifik.
Penghargaan ini diberikan atas rancangan sekolah yang didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI dengan prinsip desain modular berupa unit-unit yang dapat disusun secara plug and play serta dapat dibangun secara cepat.
Bangunan sekolah TK dan PAUD yang diresmikan terdiri dari unit-unit ruang kelas, selasar, ruang transisi, tribun, jamban dan tempat cuci tangan. Dan dilengkapi dengan berbagai mural pada permukaan dinding. Dan lantai sebagai sarana belajar serta mengasah kemampuan indera dan motorik bagi anak-anak.
Masing-masing sekolah ini diselesaikan dapat waktu yang sangat singkat yaitu 2-3 pekan.
Sebagaimana halnya semua Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang telah dibangun, unit-unit modular dari sekolah ini dirancang dengan seksama, sehingga tidak ada material yang terbuang percuma.
Unit-unit modular ini juga memiliki fleksibilitas untuk disusun menghasilkan ruang-ruang belajar yang efektif. Sehingga kegiatan belajar dapat dilaksanakan di mana saja, tidak terbatas di ruang kelas saja.
Komitmen Iluni UI
Dalam sambutannya, Gubernur Longki Djanggola memberikan apresiasinya atas pembangunan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap.
Gubernur yang juga merupakan Ketua Umum Iluni UI Sulteng tersebut menyampaikan rasa terima kasih. Kepada keluarga besar UI, FT UI, dan ILUNI UI yang telah mengulurkan bantuan dalam mendirikan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap.
“Untuk diketahui bahwa Iluni UI dan FT UI bukan hanya membangun TK ini, sejak bencana tahun lalu program UI Peduli sudah jalan membangun huntara. Hunian tetap bahkan sampai hari ini masih ada di daerah Ramba, Sambo, Lende Pantai Barat, itu semua bantuan-bantuan Iluni UI,” katanya.
Berdasarkan pendapatnya, pendidikan TK merupakan dasar utama untuk melanjutkan pendidikan yang lebih lanjut.
Dia berpesan kepada seluruh warga untuk menjaga sekolah yang telah dibangun oleh Iluni UI.
Sementara itu, Ketua Umum Iluni UI, Andre Rahadian menyampaikan terima kasih. Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam program Iluni UI Peduli Palu, Sigi, dan Donggala.
Dia mengatakan, partisipasi Iluni UI dalam pembangunan Sekolah Indonesia merupakan bagian dari penyampaian amanah masyarakat. Melalui Gala Dana 100 Biduan. Dan 100 Hits untuk Kota Palu, Sigi dan Donggala tahun 2018, bersama Bale Nusa Indonesia dan Komunitas Biduan.
“Iluni UI akan terus berkomitmen berada di garda terdepan dalam penanganan bencana. Dengan menjadi mitra aktif bagi pemerintah. Tentunya keterlibatan ILUNI wilayah pun akan dioptimalkan,” katanya. (BC-AM)