Gunung Taal Filipina Meletus Disertai Kilatan Petir, BMKG Beri Penjelasan

Azis
Petir vulkanik di erupsi Gunung Taal, Filipina (Dok. Getty Images
Bagikan:

MANILA – Publik geger dengan abu vulkanik setinggi 15 kilometer itu disertai kilatan petir yang muncul di atas kawah saat Gunung berapi Taal, di Filipina erupsi kemarin (12/1/2020).

Dalam beberapa foto yang beredar di media sosial, kilatan petir terlihat di atas gunung. Banyak orang yang terkejut dan resah dengan fenomena yang terjadi itu.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter @infoBMKG memberikan penjelasan atas fenomena petir saat erupsi Gunung Taal. Seperti dilansir suara.com BMKG menyebut bila munculnya petir saat erupsi gunung berapi tak berbeda dengan mekanisme petir pada umumnya.

BACA  Siap-siap Hari Tanpa Bayangan, Bakal Terjadi di Sulteng

“Hanya saja awan cumulunimbus yang menjadi ‘sarang’ petir tergantikan oleh awan kepulan uap air, abu, debu dan partikel vulkanik lain yang menyembur ke angkasa secara massif,” tulisnya.

Ada beberapa teori terjadinya petir vulkanik, yakni sebutan untuk petir yang muncul dari erupsi gunung berapi. Pada teori pertama, atom yang awalnya netral bertemu dengan energi bebas dengan suhu 1.500 Kelvin. Terjadi pelepasan dan pengikatan elektron hingga menciptakan ion positif dan negatif

BACA  Ternyata Selama 2019 Sulteng Diguncang 1.099 Gempa

“Ketika ion-ion tersebut terpisah dengan jarak yang cukup, muncullah beda potensial listrik yang akan menyebabkan sambaran petir,” terangnya.

Pada teori kedua, partikel debu vulkanik yang dimuntahkan dari dalam gunung bertabrakan hingga terjadi ionisasi atau disebut aerodynamic sorting.

Setelah itu terjadi pemisahan muatan positif dan negatif yang menyebabkan masing-masing ujung bermuatan positif dan ujung lainnya negatif.

“Pemisahan ini terus berlanjut sampai terlewat batas dan listrik mulai mengalir antar kedua muatan yang berbeda. Sehingga menyebabkan terjadinya petir saat letusan gunung berapi,” jelasnya.

BACA  BMKG Sebut Aktivitas Sesar Malei Picu Gempa Dangkal 7 km di Poso

Adapun teori lain berpendapat partikel besar bermuatan positif yang jatuh membuat pemisahan muatan yang diperlukan untuk menghasilkan petir.

Meski demikian, penyebab terjadinya petir vulkanik dipastikan tidak dipicu dari aktivitas erupsi gunung berapi itu sendiri. Sehingga, erupsi utama bukan mberarti kuantitas petir juga menjadi paling besar.

“Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas erupsi gunung berapi bukan pemicu secara langsung terjadinya petir,” ungkapnya.(BC-AM).

Next Post

Hilang Diterjang Ombak, Enam Nelayan Pohuwato Ditemukan

MARISA – Hilangnya enam nelayan akibat terseret ombak sempat menghebohkan keluarga dan warga Kabupaten Pohuwato. Namun sehari setelah kejadian terseret ombak di perairan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato. Akhirnya enam nelayan asal […]