BEJING – Virus Corona yang kini menjadi perhatian dunia, karena telah memakan banyak korban. Tercatat terakhir sudah mencapai ratusan orang,penularannya diduga para ilmuwan karena mengkomsumsi kelelawar.
Diketahui, memakan kelelawar sudah jadi budaya masyarakat China sejak lama. Dilansir CNN, Tak hanya kelelawar, orang China gemar memakan hewan liar lainnya seperti ular dan luwak. Hewan-hewan liar ini bisa didapatkan di pasar.
Di Wuhan – daerah yang menjadi episentrum wabah virus corona-, hewan-hewan ini bisa diperoleh di Huanan Wholesale Seafood Market.
Di pasar ini terdapat lebih dari 100 varietas hewan dan unggas hidup mulai dari rubah, serigala, hingga musang. Pasar ini kini sudah ditutup lantaran virus corona semakin mewabah dan menyebabkan 26 kematian dan 830 orang sakit parah.
Sup Kelelawar Pembawa Keberuntungan
Ahli ekonomi dan politik China Hu Xingdou menjelaskan kecintaan orang China pada satwa liar sudah mengakar secara budaya, ekonomi, dan politik.
“Sementara negeri Barat menghargai kebebasan dan hak asasi manusia lainnya, orang-orang China memandang makanan sebagai kebutuhan utama mereka karena kelaparan adalah ancaman besar dan bagian yang tak terlupakan dari ingatan nasional,” ungkap Hu dikutip dari SCMP.
Mengonsumsi makanan yang langka dan tak biasa sudah dianggap sebagai identitas tersendiri bagi kalangan masyarakat China. Orang yang makan hewan liar dianggap memiliki status sosial yang tinggi.
“Makan makanan daging baru, organ atau bagian dari hewan atau tumbuhan langka telah menjadi ukuran identitas bagi sebagian orang,” ucap Hu.
Dikutip dari Mothership, masyarakat China juga percaya hewan liar merupakan makanan yang lebih bergizi dibandingkan hewan ternak. Filosofi di balik hewan liar itu juga jadi alasan masyarakat China suka makan hewan liar.
Semangkuk sup kelelawar misalnya dianggap sebagai pembawa keberuntungan karena terdengar seperti kata Fu yang berarti keberuntungan.
Sup Ular Dianggap Hidangan Berstatus Tinggi
Tak cuma itu, makan ular, yang juga diperdebatkan sebagai penyebar virus corona Wuhan ini juga menjadi tradisi warga China.
Sejak 2 ribu tahun lalu, sup ular sudah dianggap sebagai kelezatan tersendiri dalam budaya China. Sup ular dianggap sebagai hidangan berstatus tinggi karena bahannya yang beragam macam dan persiapannya yang rumit.
Sup ular ini menjadi simbol kekayaan, keberanian, dan kehormatan. Biasanya makanan ini hanya disajikan untuk pejabat atau selebriti tertentu.
Selain di Wuhan, pasar hewan hidup juga terdapat di beberapa area lain seperti Guangzhou dan Shandong.
Walaupun wabah penyakit karena hewan liar kerap datang jadi ancaman kebiasaan ini tak bisa dilepaskan dari masyarakat China.
Misalnya, setelah wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang mewabah pada 2003. Penyakit ini juga disebabkan oleh virus corona SARS yang hampir sama seperti penyakit saat ini.
Saat itu, kelelawar juga menjadi salah satu penyebab merebaknya SARS. Salah satunya karena konsumsi sup kelelawar penyebar virus corona.
Survei pada 2006 menunjukkan 30 persen orang masih memakan hewan liar di tahun sebelumnya. (BC-AM).