Sejak Dua Tahun Ditiadakan Warga Antusias Menyaksikan Tumbilotohe

Azis
Bagikan:

GORONTALO — Tradisi malam Tumbilotohe (pasang lampu) di Provinsi Gorontalo merupakan tradisi yang masih terus terjaga hingga saat ini. Tradisi tua yang digelar setiap 3 hari menjelang hari raya Idul Fitri sangat menarik untuk disaksikan.

Ribuan warga tumpah ruah ke sejumlah tempat untuk menyaksikan indahnya hiasan lampu temaram. Lampu-lampu minyak dipasang menghiasi rumah warga di Gorontalo. Mulai dari jalan, halaman rumah, masjid, bahkan aliran sungai pun dihiasi lampu.

malam pasang lampu di Gorontalo.(FB)

Dari pantauan awak media dilapangan, di Kota Gorontalo sendiri, perayaan tradisi malam Tumbilotohe ini dilaksanakan di beberapa tempat yang ada di sekitaran Ibu Kota Provinsi Gorontalo.

Seperti yang yang diungkapkan Supardi Saleh, warga di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Menurutnya, para warga asik menikmati malam dengan diterangi berbagai macam jenis lampu.

Bahkan, kata dia para warga yang berasal dari wilayah tertentu juga turut bersuka ria dan berswafoto mengabadikan momen tersebut.

Terlebih, dia mengaku lega dengan semarak Tumbilotohe ini, karena sejak 2 tahun berlalu pelaksanaan tersebut ditiadakan dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda.

“Perayaan tumbilotohe ini dari 2 tahun kemarin kan tidak ada karena adanya pandemi. Alhamdulillah tahun ini pemerintah memberikan leluasa bisa merayakan tradisi ini,” kata Adi sapaan akrabnya.

Tempat Favorit

Sementara itu tempat favorit lain yang dikunjungi ribuan warga, yakni di sekitar Kabupaten Bolango. Sedikitnya ada 15.000 buah lampu minyak menghiasi kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo.

Pelita sebanyak itu diperkirakan menghabiskan 4.000 liter minyak tanah. Akibat padatnya warga di tempat ini, jalanan pun macet hingga tengah malam.

suasana Tumbilotihe di Gorontalo.(FB)

Menurut warga sekitar, bahwa tumbilotohe ini memang sudah lama menjadi tradisi. Bahkan, dari sejak leluhur mereka pun sudah melaksanakan tradisi ini.

“Tradisi ini memang sudah lama. Biasanya tradisi ini digelar pada malam 27 Ramadhan dan penanda bahwa lebaran akan segera tiba,” kata Erik Husain.

Menurutnya, bahwa tahun lalu Festival Tumbilotohe ini tidak digelar akibat Pandemi Covid-19. Karena kebijakan aktivitas warga mulai dilonggarkan, akhirnya tahun ini warga bisa melihat kembali tradisi tersebut digelar.

“Banyak warga sangat antusias menyaksikan ini, karena tahun lalu hanya diselenggarakan sederhana saja,” tuturnya.

“Meski begitu, warga yang datang melihat tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ia menandaskan. (lp6/Ant/BC-AM)

Tag: , ,
Next Post

Bupati Poso Minta Wartawan Menjadi Sahabat dan Mitra Kerja

POSO – Bupati Poso dr. Verna G.M Inkiriwang meminta wartawan menjadi sahabat dan mitra pemerintah dalam mensukseskan pencapaian Visi Misi dan Program Unggulan yang telah di muat dalam RPJMD tahun 2021-2026. Hal itu disampaikannya saat melaksanakan silahturahmi dengan kalangan media yang ada di Kabupaten Poso, kemarin (29/04/22). Menurut Bupati, pada […]